Negara Agraris yang Belum Berswasembada
Bab 1
Agraris dan Swasembada

Apa agraris dan swasembada itu?
Agraris dan swasembada adalah istilah-istilah yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Sebenarnya apa itu agraris dan swasembada? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) agraris adalah Sesutu yang berhubungan dengan pertanian atau bersifat pertanian. Sedangkan menurut Wikipedia pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan panagan, bahan baku indutri, atau sumber energy, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
Selain yang tersebut diatas pertanian juga emiliki arti yang lain. Pertanian dapat diartikan secara luas dan sempit. Secara sempit pertanian dapat kita artikan sebagai kegiaan pembudidayaan tanaman. Secara luas pertaian dapat kita artikan sebagai semua kegiatana yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan dan mikroba) untuk kepentingan manusia.
Dalam dunia pertanian terdapat pemberian nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Sebagai contoh adalah kehutanan yang merupakan usaha tani denagan subjek tumbuhan(biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan setengah liar atau liar(hutan). Contoh selanjutnya adalah peternakan yang memiliki subjek hewan darat kering(khusunya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga. Masih banyak lagi nama khusus pada subjek usaha tania tertentu.
Pada dasarnya pertanian merupakan salah satu kegiatan ekonomi. Kegiatan pertanian yang dilakukan untuk mencapai keuntungan maksimal disebut denagan agribisnis. Dalam agribisnia seorang petani harus mengetahui bagaimana mengolah tempat usaha, pemilihan bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengolahan produk, serta pemasaran.
Pertanian sebagai sebuah usaha memiliki dua ciri penting yaitu selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi yang memiliki resiko relatif tinggi. Mengapa peratanian dikatakan suatu usaha yang memiliki resiko relatif tinggi dalam proses produksi? Hal ini dikarenakan dalam proses produksi pertaniaan melibatkan banyak faktor. Salah satu faktornya adalah iklim dan cuaca, tanah, dan kemungkinan seranagn hama.
Indonesia adalah negara yang dikaruniai tanah yang subur di sebagian besar daerahnya. Sering kita mendengar bahwa Indonesia adalah tanah surga. Hal ini dikarenakan kesuburan tanah dan sumber daya alam yang terkandung didalamnya sangat melimpah. Apabila kita bisa memanfaatkan karunia Tuhan ini dengan bijak, maka negara Indonesia akan menjadi negara yang kaya raya dan makmur. Tetapi terkadang karunia yang luar basa ini membuat kita terlena.
Karena luas dan suburnya tanah di Indonesia maka sebagian rakyat Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Selain karena luas dan suburnya tanah, kemudahan bertani dibandingkan dengan pekerjaan lain juga merupakan faktor penyebeb banyaknya petani di Indonesia. Hal inilah yang menjadikan Indonesia menjadi negara agraris.
Dalam kalimat diatas terdapat ungkapan negara agraris, sebenarnya apa makna negara agraris? Menurut KBBI negara agraris adalah negara yang perekonomiannya bergantung atau ditopang oleh sektor pertanian. Hasil pertanian dalam negara agraris sangat diandalkan untuk memenuhi kenutuhan pangan suatu negara.
Setelah banyak sedikit tahu tentang apa itu agraris dan apa itu negara agraris maka kita beranjak menuju apa itu swasembada. Menurut KBBI swasembada adalah usaha untuk mencukupi kebutuhan sendiri. Dengan mencukupi kebutuhan sendiri kita tidak perlu membeli kebutuhan dari orang atau negara lain dalam skala besar. Setelah kita bisa mencukupi kebutuhan sendiri maka selanjunya adalah meningkatkan produktivitas. Ketika hasil produksi melimpah dan kebutuhan telah terpenuhi, maka kita bisa menjual produk ke orang lain atau negara lain jika dalam skala besar.
Jika kita kaitkan antara agraris dan swasembada maka akan muncul swasembada pangan. Mengapa demikian? Ini dikarenakan hasil atau  produk dari agraris adalah bahan pangan. Swasembada pangan adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan pangan sendiri. Apabila swasembada pangan telah tercapai maka kita tidak perlu mengimpor bahan pangan dari negara lain. Tetapi untuk menggapai swasembada pangan dibutuhkan perhatian khusus pada dunia pertanian baik kepada para petanianya maupun regenerasi petanainya.
Pertanian dalam islam
Islam adalah agama yang mengajarkan kepada para pemeluknya untuk senantiasa berusaha mencari nafkah dengan cara yang halal. Islam sanagat mencela perbuatan meminta-minta dan mnegharap belas kasihan orang lain. Islam juga mengajarkan para pemeluknya untuk senantiasa hidup mandiri. Islam juga mengajarkan kepada para pemeluknya untuk senantiasa bersedekah kepada semua makhluk ciptaan Allah. Islam adalah agama yang rahmat bagi alam semesta.
Slah satu jalan untuk mencari nafkah yang diridai Allah adlaah dengan bercocok tanam atau bertani. Bertani sangat dianjurkan dalam Islam. Dalam Al-Quran terdapat beberapa ayat yang menerangkan tentsng keutamaan bertani seperti yang tertuang dalam surat Yasin ayat 34-35 yang artinya :
“Kami menjadikan (di atas muka bumi ini tempat yang sesuai untuk dibuat) ladang-ladang kurma dan anggur. Kami pancarkan banyak mata air (di situ). Tujuannya supaya mereka boleh mendapat rezeki daripada hasil tanaman tersebut dan tanaman-tanaman lain yang mereka usahakan. Adakah mereka berasa tidak perlu bersyukur?"
Manfaat bertani tidak hanya sebagai ajang mencari nafkah, tetapi juga bisa digunakan sebagai wahana untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Sang Pencipta. Mengapa demikian? Karena dengan bertani kita bisa melihat kekuasaan Allah dengan begitu nyata. Dengan bertani kita bisa menyaksikan kuasa Allah untuk menumbuhkan tanaman dan menyiram tanaman dengan air hujan. Allha juga lah yang menakdirkan apakah tanaman itu akan tumbuh dan berbuah dengan baik atau akan mati dan membusuk. Hal ini juga dijelaskan dalam Al-Quran surat AL-An’am ayat 99 yang artinya :
"Dan Dialah yang menurunkan hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air hujan itu segala jenis tumbuh-­tumbuhan, kemudian Kami keluarkan daripadanya tanaman yang menghijau, Kami keluarkan pula dari tanaman itu butir-butir (buah-buahan) yang bergugus-­gugus dan dari pohon-pohon tamar (kurma), dan mayang-mayangnya (Kami keluarkan) tandan-tandan buah yang mudah dicapai dan dipetik; dan (Kami jadikan) kebun-kebun dari anggur dan zaitun serta delima, yang bersamaan (bentuk, rupa dan rasanya) dan yang tidak bersamaan. Perhatikanlah kamu pada buahnya apabila ia berubah, dan ketika masaknya. Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi tanda-tanda (yang menunjukkan kekuasaan Kami) bagi orang-orang yang beriman "
Bertani selain sebagai jalan untuk mencari nafkah dan bertawakal kepada Allah, juga dapat digunakan sebagai sarana untuk bersedekah. Tanaman yang kita tanam biasanya dimakan oleh burung dan ulat dan binatang-binatang yang lain. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah beredekah kepada makhluk Allah yang lain.
Sungguh bertani adalah pekerjaan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Hal ini dikarenakan manfaat dari bertani tidak hanya dinikmati oleh petani saja melainkan makhluk Allah yang lainpun turut merasakn manfaaat bertani. Keutamaan bertani juga dijjelaskan dalam sebuah hadis yang  diriwayatkan Anas r.a. dari Rasulullah SAW bersabda:
إِنْ قَامَتِ السَّاعَةُ وَ فِي يَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيْلَةٌ فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ لاَ تَقُوْمَ حَتَّى يَغْرِسَهَا فَلْيَغْرِسْهَا
“Sekiranya hari kiamat hendak terjadi, sedangkan di tangan salah seorang diantara kalian ada bibit kurma, maka apabila dia mampu menanam sebelum terjadi kiamat, maka hendaklah dia menanamnya.”(HR. Imam Ahmad 3/183, 184, 191, Imam Ath-Thayalisi no.2078, Imam Bukhari di kitab Al-Adab Al-Mufrad no. 479 dan Ibnul Arabi di kitabnya Al-Mu’jam 1/21 dari hadits Hisyam bin Yazid dari AnasRodhiyallohu ‘Anhu)


www.ernawatililys.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH ADAT KESRIPAHAN DI JAWA TENGAH

metodologi ilmu fiqh ndan ushul fiqh