http://iesty-anah46.blogspot.com/2015/03/menulis.html
Menulis? 
Oleh : Lailatul Istianah

Sebelum kita mengenal lebih jauh tentang menulis alangkah baiknya kita mengetahui sejarah menulis dan ulisan itu sendiri. Sejarah merupakan hal penting karena tanpa sejarah kita tidak ada. Semua yang ada di dunia pati punya sejarah masing-masing. Setiap indivisu juga empunyai sejarah tersendiri. Sekarang masalahnya tinggal apakah kita mau menuliskan sejarah kta sendiri denga kesuksesan atau tidak. Jadilah bagian dari sejarah dengan tuliasan yang kau tuliskan.
Menulis untuk bagi sebagian orang adalah hal yang menyenangkan. Tapi bagi sebagian lainnya menulis adalah hal yang memusingkan. Untuk orang yang belum terbiasa membaca, terkadang untuk menuangkan gagasannya dalam menulis mengalami sedikit kesulitan. 
Menulis adalah istilah yang sangat tidak asing ditelinga sebagian besar rakyat Indonesia. Sebenarnya  apakah arti menulis itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menulis yaitumelahirkan pikiran atau gagasan(seperti mengarang atau membuat surat) dengan tulisan. Sedangkan menurut Wiyanto (2006 :1), menulis adalah mengubah bunyi yamg dapat didengar menjadi tanda-tanda yang dilihat kemudian, kemudian kegiatan menulis mengungkapkan gagasan secara tertulis. Dari beberapa pengertian ini kita dapat simpulakan bahwa menulis adalah sebuah cara menuangkan gagasan melalui tulisan. 
Apabila kita membahas tentang menulis tentu ada kaitannya dengan tulisan karena ulisan adalah hasil dari menulis itu sendiri. Sejarah tulisan telah dimulai pada tahun 3100 SM oleh bangsa Sumeria. Mereka menggunakan sistem pictogram dan menuliskannya pada lempengan tanaha liat. Selanjutnya bangsa mesir kuno juga mengenal tulisn pada tahun 3000 SM. Tulisan-tulisan pada zaman ini masih berupa gambarBarulah pada ahun 1000 SM bangsa fenisia menciptakan abjad mdern yang pertama yang kemudian diadaptasi oleh bangsa Yunani kuno dan dikembangkan oleh bangsa romawi menjadi abjad latin.
Alat dan media menulis pada zaman dahulu tidak semodern seperti sekarang. Pada zaman dahulu orang menulis pada dedaunan dan kulit binatang. Manusia mulai menggunakan kertas ketika pada tahun 105 M bangsa Cina menemukan kertas. Semakin pesatnya perkembangan teknologi, maka menulis tidak hanya menggunakan kertas sebagai medianya tetapi mulai beralih menggunakan media elektronik seperti laptop dan computer.
Mengapa menulis itu penting? Pertanyaan ini sering muncul dibenak kita. Untuk bisa menulis seseorang haruslah banyak membaca. Dengan membaca seseorang akan bertambah wawasan dan pengetahuannya. Menulis adalah menuangkan ide dalam pikiran ke dalam tulisan. Sehingga dapat kita katakana bahwa adalah input untuk otak kita sedangkan menulis adalah betuk outputnya. Ketika kita jarang ataukurang membaca maka kita juga akan kesusahan dalam menuangkan ide-ide kita dalam tulisan. Karena bahasa lisan dan tulisan itu berbeda.
Menulis adalah kegiatan yang sangat bermanfaat. Komaidi (2007:12) mengatakan bahwa ada beberapa manafaat menulis diantaraya :
1. Melatih timbulnya rasa ingin tahu dan kepekaan terhadap hal-hal disekitarnya.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan.
3. Melatih kita untk menyusun pemikiran dan argument secara runtut, sistematis dan logis.
4. Secara psikologis menulis bisa mengurangi stress karena dengan menulis kita bisa mengeluarkan segala kegundahan dalam hati.
5. Mendapat kepuasaan tersendiri ketika tulisan yang ditulis diakui oleh khalayak.
6. Membuat penulis lebih popular.
Sama halnya dengan berbicara, menulis bagaikan sebuah pedang yang tajam. Pedang itu akan membawa kebaikan jika kita menggunakannya dengan bijak. Sebaliknya pedang itu akan membawa bencana jika kita menggunakannya untuk hal-hal yang buruk. Sudah banyak penulis yang namanya dikenang karena tulisannya. Ada penulis yang dikenang akan tulisannya yang membawa perubahan yan baik terhadap lingkungannya. Ada juga penulis yang dikenang akan tulisannya yang membawa kerusakan lingkungan. 
Darwis Tere Liye adalah satu orang yang terkenal akan tulisannya. Torehan penanya berupa novel yang menyentuh hati pembacanya mampu membomingkan namanya. Beberapa karya beliau adalah Hafalan Sholat Delisa, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, dan masih banyak lagi novel karangannnya. Kemudian Habiburrahman EL-Shirazi yang terkenal akan novel Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbihnya. Masih banyak lagi orang-orang yang terkenal akan tulisannya.
Terkadang sebuah karya kepenulisan menyebabkan beberapa pihak merasa tidak nyaman akan karya tersebut. Biasanaya hal semacam ini bisa menimbulkan kontroversi. Sebuah karya kepenulisan juga terkadang menimbulkan pengaruh yang tidak selalu baik bagi khalayak. Sebagai contoh adalah orang yang menulis novel yang berbau seksual. Hal semacam ini harus dihindari oleh para penulis karena dapat memperburuk mental bangsa.
Apabila kita melakukan suatu hal, tentu kita punya tujuan atas hal tersebut. Begitu juga denagan menulis, pasti mempunyai suatu tujuan. Menurut Tarigan (1994:23) tujuan menulias adalah respons atau jawaban yang diharapkan penulis dari pembaca. Kemudian Hugo Hartig dalam Tarigan (1994:24) mengatakan bahwa tujuan menulis adalah sebagai berikut :
1. Assignment purpose (tujuan penugasan) yaitu menulias untuk menyelesaikan sebuah tugas. Jadi, tidak atas kehendaka menulis. Seorang anak yang menulis cerita karena diberi tugas oleh gurunya untuk membuat cerita. Anak tersebut menulis bukan kemauannya sendiri melainkan karena tugas dari gurunya.
2. Altruistic purpose (tujuan altruistic) bertujuan untuk menyenangkan para pembaca atau lebih tepatnya menghibur paea membaca.
3. Persuasive purpose (tujuan persuasive) yaitu tujuan untuk mempengaruhi pembaca agar sependapat denagan gagasana yang diutarakan penulis.
4. Informational purpose (tujuan informasional) yaitu tujuan menulis untuk memberikan penerangan atau informasi kepada khalayak. Contohnya adalah menulis berita.
5. Self-expressive (tujuan pertnyataan diri) yaitu tujuan menulis untuk mengekspresikan atau mengungkapakan perasaan penulis kepada pembaca.
6. Creative purpose (tujuan kreatif) yaitu tujuan menulis untuk mencapai nilai-nilai artistic atau nilai-nilai seni.
7. Problem solving purpose (tujuan pemecahan masalah) yaitu tujuan menulis untuk memecahkan suatu permasalahan dengan menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat gagasan-gagasan agar dpat diterima oleh pembaca.
Sebenarnya tujuan seseorang menulis sangat beragam, beberapa hal yang disampaikan Hugo Hartig adalah bagian dari tujuan menulis. Tapi tentunya masing-masing individu punya tujuan sendiri untuk menulis. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH ADAT KESRIPAHAN DI JAWA TENGAH

metodologi ilmu fiqh ndan ushul fiqh